Dukung Pemberdayaan Petani di Desa Sanding, BSIP Bali Gelar Bimtek Standar Budidaya Ayam KUB
Denpasar - Ayam Kampung Unggul Balitbangtan KUB sejak diperkenalkannya oleh BPTP Bali (sekarang bertransformasi menjadi BSIP Bali) tahun 2018 saat ini telah berkembang pesat di Bali. Peminat ayam KUB semakin meningkat karena keunggulan produksi telur dan dagingnya serta mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Beberapa wilayah di Bali beternak ayam KUB terbukti mampu meningkatkan pendapatan petani.
Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali dipelopori Kepala Desa Kompiang Ambarayusa, ST., sejak tahun 2021 mulai mengembangkan ternak ayam KUB. Pandemi covid-19 dimana banyak warga yang kehilangan pekerjaan menjadi inspirasi Kepala Desa untuk memulai mengembangkan ayam KUB, karena dipercaya beternak ayam KUB mampu mendatangkan keuntungan baginya. Benar saja, saat ini ternak ayam KUB miliknya sudah menghasilkan dan berkembang dengan baik. Sebagai Kepala Desa dirinya ingin warganya juga ikut mengembangkan ayam KUB untuk meningkatkan pendapatan.
Menyikapi hal tersebut BSIP Bali berkomitmen memberikan dukungan kepada warga khususnya petani Desa Sanding untuk mengembangkan Ayam KUB. Hari Senin, (23/10), BSIP Bali menggelar Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Petani Melalui Bimbingan Teknis Standar Instrumen Pertanian Komoditas Ternak Ayam KUB di Desa Sanding yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar yang diwakili oleh Kepala Bidang Bibit dan Produksi Peternakan, Tenaga Ahli Provinsi Bali Bidang Pemberdayaan Desa, Kepala Desa Sanding, Babinsa, Babinkamtibnas Desa Sanding, Kepala UPTD PUSKESWAN II Gianyar, Koordinator BPP Kecamatan Tampaksiring, PPL Wilbin Desa Sanding, Praktisi Ternak Ayam Buras serta Petani dan Peternak Desa Sading sebagai peserta.
Dalam Arahannya Kepala BSIP Bali menjelaskan Potensi pengembangan ayam buras di Bali sangat besar. Populasi ayam buras di Bali dari tahun ke tahun terus menurun. Disebutkan Tahun 2015 populasi ayam buras di Bali sebanyak 4.111. 438 ekor, tahun 2020 turun menjadi 2938.708 ekor. Penurunan ini disebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan ayam buras seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Bali. Masyarakat Bali selain untuk konsumsi kebutuhan ayam buras yang banyak juga pada kegiatan-kegiatan adat dan keagamaan. Kebutuhan tersebut berupa daging dan telurnya. “Melihat potensi tersebut Ayam KUB sangat layak dikembangkan di Bali karena memiliki keunggulan yaitu, pertumbuhan lebih cepat, produksi telur lebih banyak, lebih tahan terhadap penyakit dan warna bulu yang beragam seperti ayam kampung biasa, sesuai dengan kebutuhan masyarakat Bali untuk mendukung kegiatan upakara” paparnya.
Usai memberikan arahan dan motivasi Kepala BSIP Bali menyerahkan bantuan kepada petani dan peternak Desa Sanding melalui Kepala Desa berupa DOC ayam KUB sebanyak 500 ekor. yang dilanjutkan dengan pembekalan kepada peserta Bimtek berupa materi tentang Mengenal Karakteristik dan Keunggulan Ayam KUB serta SNI Bibit KURI KUB-1 (SNI : 8405:2017) oleh drh. I Putu Agus Kertawirawan. M.Si (Medik Veteriner Ahli Muda BSIP Bali) dan tentang pengalaman beternak ayam KUB di Bali oleh I Nengah Konci (Praktisi Ternak Ayam Buras dari Desa Jehem, Bangli).